Roti goreng jualan Mama Sinta enak sekali (ft. OKL)
OKL.Library.com Bagi masyarakat Desa Railor, di lingkungan Dusun Nu’au, Kecamatan Malaka Tengah, Malaka-Nusa Tenggara Timur pasti tidak asing dengan sosok Mama Maria Yasinta Hoar atau sapaan akrabnya Sinta Hoar. Pembawaannya semangat, riang, ramah dan suka tertawa.
“Roti goreng, roti goreng, roti goreng…. se manamanas mola kedan mate Lamodi” (Roti goreng, roti goreng, roti goreng…. masih panas, beli sekarang masih panas). Adalah suara teriakan khas Mama Sinta Hoar setiap pagi dari kampung ke kampung. Kehadirannya selalu ditunggu-tunggu setiap pembeli yang ketagihan dengan roti goreng buatannya. Tidak lelah walau jarak dari kampung ke kampung berjauhan, akan tetapi tidak menyurut semangat mama Sinta untuk berjualan roti goreng.
Sepintas, pembawaan mama Sinta sangat sederhana, busana yang biasa-biasa saja, mengenakan sandal jepit, kaos oblong. Namun banyak yang tidak tahu bahwa dengan pekerjaan menjual roti goreng keliling yang dilakukan mama Sinta ini untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Kehidupan di tengah keterbatasannya ini tidak menyurut wanita muda kelahiran Tahak Debunaruk, Malaka-Nusa Tenggara Timur ini mempunyai mimpi yang sederhana juga. Walaupun mama Sinta tidak menamatkan Sekolah Dasar (SD), akan tetapi keinginannya kuat agar anak-anaknya bisa sekolah tinggi dan sukses kemudian hari.
Setiap paginya, mama Sinta menjual 100 buah roti goreng, yang ia bawa sendiri dengan menggunakan semacam kumbang. Mama Sinta hanya memperoleh untung penjualan RP. 20.000 setiap paginya. Tidak jarang juga setiap pagi jualannya mama Sinta tidak laku, dan ia harus pulang dengan sedikit untung.
“Saya, suami dan anak-anak hidup serba kekurangan untuk makan dan keperluan kebutuhan hidup sehari-hari. Namun tekad kuat untuk anak-anak melanjutkan ke pendidikan tinggi untuk kuliah. Karena saya dan suami bermimpi untuk kelak anak-anak bisa hidup lebih baik dari orang tuanya. Anak-anak saya harus memperoleh pendidikan tinggi yang mumpuni agar nantinya mereka bisa memperoleh mimpinya dengan hidup yang layak,” ujar mama Sinta (31/7/2021).
Dari hasil kerja kerasnya, mama Sinta menabungnya untuk biaya kuliah dan sekolah anak-anaknya. Saat ini anak pertama sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Kota Kupang, mama Sinta harus mengirimkan rutin uang bulanan untuk anak sulungnya tersebut. Selain itu mama Sinta juga harus membiayai sekolah anak-anak yang lainnya di kampung di Desa Railor.
Walaupun anak-anaknya masih dalam proses belajar, namun semangat mama Sinta berjuang untuk kehidupan yang baik untuk anak-anaknya. Mama Sinta tetap semangat berjualan kue untuk keluarganya walaupun hasil penjualan kuenya tidak seberapa dibandingkan biaya kiriman setiap bulan kepada sang anaknya di Kupang.
Hidup ini kita harus semangat dan bekerja keras, walaupun kita hidup berkekurangan jangan mengeluh, hal ini yang diucapkan mama Sinta sesaat pagi ini bertemu sedang berjualan roti goreng nya. Mama Sinta kemudian menceritakan, bahwa kendala yang ia hadapi saat ini adalah keterbatasan modal untuk menjadikan pembuatan roti goreng ini menjadi sebuah UMKM. Selain itu, ia juga mengatakan membutuhkan adanya transportasi untuk berjualan keliling dari kampung ke kampung, karena kompetitor penjual lainnya memiliki transportasi sehingga selalu mendahuluinya. Ia melanjutkan, banyaknya saingan penjual roti goreng diperkampungan membuatnya harus ekstra bangun pagi lebih subuh untuk berjualan keliling.
Kedati demikian, Mimpi mama Sinta menarik sekali tetap semangat karena ingin menjadi pengusaha kue yang sukses di Desa Railor. (By OKL)