Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Risma, Smartkids Penjual Kue Keliling Berbakat: Bermimpi Menjadi Seorang Dokter Hingga Melestarikan Budaya Daerah

Roti goreng dan donat enak yang dijual Risma (ft. OKL)

OKL-Library.com Malaka | Sudah biasa bangun subuh. Duduk santai di depan sambil beraktivitas sembari kepoin Media sosial dan pantau aktivitas masyarakat sekitar. Cuaca pagi di Desa Railor saat ini dingin, walau demikian tiba-tiba jadi hangat, terdengar dikuping teriakan donat goreng…. donat goreng, roti goreng….. roti goreng. Sontak kaget, seperti kenal suara teriakan ini.

Lagi-lagi ketemu smartkids yang sedang berjualan kue keliling di pemukiman Dusun Tahak Debunaruk. Maria Risma Fahik (12), atau yang akrab di sapa Risma. Gadis belia yang aktif mengikuti kegiatan di Komunitas OKL Street Library yang saat ini tercatat juga sebagai seorang pelajar siswi kelas 7 di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Fahiluka-Motadikin.

Risma menceritakan setiap pagi harus bangun pagi untuk berjualan kue keliling jalan kaki untuk mendapatkan kecer demi menyambung hidup serta membayar uang sekolahnya dan saudaranya.

“Saya harus bangun subuh, menyiapkan donat dan roti goreng untuk dijual keliling dari Dusun ke dusun di desa Railor. Sebelum kesekolah harus berjualan untuk mendapat uang demi membayar uang sekolah saya dan saudara saya, juga untuk menyambung hidup,” ungkap Risma saat sedang berjualan kue Senin (9/8/2021).

Kue goreng dan donat yang dijualnya sangat enak dan murah. Setiap hari ia hanya menjual kurang lebih 50 buah kue, kue goreng, donat dan kadang roti kukus. Dijual dengan harga yang sangat murah, yakni RP. 1000 per kue.

Risma berjualan kue di perkampungan Tahak Debunaruk (ft. OKL)

Disiplin berbagi waktunya untuk belajar di sekolah, membantu orang tua di rumah, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah tidak menyurut semangatnya membagi waktu untuk berjualan sebelum berangkat ke sekolah.

Risma menceritakan “yang terpenting pandai mengatur waktu dan disiplin diri, kapan berjualan, kapan harus kesekolah, kapan bermain dan kapan ikut kegiatan diluar sekolah. Intinya harus berbagi waktu yang baik, sehingga tidak mengganggu aktivitas belajar di sekolah,” ujarnya.

Selain pandai membagi waktu untuk menjual kue keliling, ternyata banyaknya saingan penjual kue keliling di Desa Railor, tidak menyurut semangatnya untuk terus berjualan, ia malah lebih senang karena banyak orang yang berusaha untuk bangkit dan berjualan demi menyambung hidup, yang terpenting bersaing secara sehat untuk berjualan. “Pokoknya soal banyak saingan tidak masalah, malahan seru pagi-pagi banyak penjual kue, walaupun dengan kue jenis yang sama, paling penting itu menjaga cita rasa, mutu dan kualitas kue jualan, tuturnya sambil tersenyum.

Luar biasa sekali, selain menjaga cita rasa dan kualitas kue jualannya, ternyata gadis belia yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang dokter ini mengatakan sekolah sangat penting sekali, kedepan dari hasil tabungan penjualan dari kue ini akan disisikan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga kelak bisa mewujudkan mimpi sebagai seorang dokter dan bisa mengobati orang sakit, dan bisa lebih sukses.

Lebih lanjut ia menceritakan, ia sudah lama jualan kue buatan mamanya, saya mulai belajar jualan kue dari sejak di bangku kelas dua sekolah dasar (SD). Ia melakukan pekerjaan ini tidak malu dan juga gengsi, yang terpenting untuk mendapatkan rejeki yang halal, dan membantu kebutuhan hidup dirumahnya.

Sosok yang selalu ceria, semangat dan pekerja keras yang patut untuk dibanggakan. Dibalik semangatnya untuk sekolah dan disiplin membagi waktu, ternyata gadis belia yang memiliki hobi membaca ini memiliki bakat menari bidu dan likurai (tarian daerah Malaka, red).

“Sudah lama suka melakukan tarian daerah bidu dan likurai, sejak masih Taman Kanak-kanak sudah ikutan menari. Awalnya malu, tapi sampai akhirnya terbiasa,” tuturnya.

Karena memiliki bakat pandai menari Bidu dan Likurai tersebut, sehingga ia juga selalu diandalkan untuk mengikuti lomba menari setiap hari raya besar atau pada acara-acara penyambutan pejabat.

Hal ini terlihat, dikelas literasi Budaya Komunitas OKL Street Library. Ia sebagai salah satu peserta di kelas Bidu yang pandai menari Bidu.

Risma (kaos hijau) bersama smartkids lainnya ikut menari Bidu di kelas tarian daerah Komunitas OKL Street Library (ft. OKL)

Dikatakannya, sekian aktivitas yang ia lakukan dikelas budaya, ia ingin sekali melestarikan budaya-budaya daerah di Malaka. Karena warisan leluhur ini harus dijaga, ia tidak malu walau sudah di terpa jaman modern atau dianggap kuno, karena kita sebagai remaja harus menjaga apa yang sudah ditinggalkan leluhur kita sehingga budaya ini tidak hilang tergerus jaman.

Semangat melestarikan budaya Risma patut diacungi jempol. Sejatinya, karena budaya adalah identitas daerah yang harus tetap dan selalu dijaga, jangan sampai punah. Justru dengan hadirnya teknologi dan media canggih ini, dimanfaatkan untuk mengenalkan budaya daerah kita dikenal khalayak hingga seluruh dunia.

Ayo smartkids, ikuti jejak Risma. Kita doakan semangat Risma terus berkobar untuk melestarikan budaya daerah. Siapa tahu, dengan melestarikan budaya daerah ia bisa mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang dokter kelak.

Kobarkan semangat, singsingkan lengan, untuk meraih masa depan yang gilang gemilang. Semoga mimpi Risma dan kalian terkabulkan untuk membanggakan keluarga kalian, serta bangkit untuk membangun Indonesia yang semakin maju dan bertumbuh.

Nah smartkids, sangat menginspirasi sekali bukan kisah Risma? Ini mimpi Risma, mana mimpi kamu? (By OKL)

Sign Up to Our Newsletter

Be the first to know the latest updates

Whoops, you're not connected to Mailchimp. You need to enter a valid Mailchimp API key.