Anna, pelajar SMAN Bolan termasuk di UMKM Womenpreneurship OKL Street Library (ft. Akra)
OKL-Library.com Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh Komunitas OKL Street Library SmARTastic Womenpreneurship Club melakukan kolaborasi dengan kreativitas seniman penenun wanita aktif dan kreatif di Tahak Debunaruk, Desa Railor, Malaka-Nusa Tenggara Timur.
Saat ini terus bergerak dan semangat berkreativitas untuk mengembangkan dan melestarikan budaya daerah melalui kelompok tenun kain daerah berbasis industri kreatif UMKM. Aktivitas sosial kolaboratif ini dilakukan wanita-wanita seniman penenun asal daerah 3T di Tahak Debunaruk, Desa Railor-Malaka, merupakan contoh pemberdayaan wanita sekaligus memberikan nilai plus dalam tradisi tenun yang secara adat sudah menjadi turun temurun.
Salah satunya wanita milenial Agustina Namok Atok, pelajar SMAN Bolan kelas 12 yang disapa Anna ini, pada saat bencana alam banjir bandang 1 dan 4 April 2021 lalu juga terdampak sehingga beberapa hari mengungsi di Kota Betun-Malaka.
Berbagai aktivitas yang dijalankannya tidak menyurut semangatnya untuk menenun, sebagai seniman penenun wanita yang saat ini aktif dan kreatif untuk menenun dengan berbagai motif dan kemudian bergabung di UMKM womenpreneurship bidang sociARTpreneurship di OKL Street Library.
Selain sebagai penenun aktif, adalah sosok pelajar wanita milenial inspiratif pandai memanajemen waktu: terbukti disela kesibukannya sebagai seorang pelajar SMA, namun juga membantu kedua orang tuanya untuk mengolah sagu, dan aktif bertenun diwaktu luangnya. Kemudian memutuskan berkolaborasi untuk mengembangkan dan membangun UMKM berbasis budaya lokal di Komunitas OKL Street Library..
Gadis remaja yang dikenal dengan ramah dan supel, semangat pekerja keras yang dimilikinya menginspirasi pelajar lainnya. Ia tergolong pelajar milenial yang selama ini telah memiliki banyak ilmu dan berpengalaman dibidang tenun Tais, hingga saat ini sedang bergerak untuk menenun kain. Saat dihubungi Jumat (23/7/2021), ia mengatakan menenun kain baik untuk perempuan maupun laki-laki, dengan berbagai motif, sebagai motif kesukaannya adalah menenun dengan motif kupu-kupu, ucapnya.
Proses tenunan kain yang ia lakukan biasanya memakan waktu kurang lebih 3 mingguan. Selama pandemik covid-19, karena banyak waktu dirumah sehingga terkadang menyelesaikan tenunannya dalam waktu dua minggu saja, lanjutnya. Lebih jelas ia menceritakan bahwa, alasan dia menenun kain karena sudah menjadi passion, sehingga kedepannya selain menghabiskan waktu untuk sekolah, akan fokus untuk menjalankan kreativitasnya sebagai penenun profesional.
Pertama kali terjun sebagai seorang seniman penenun saat masih umur 11 tahun, saat itu ia masih duduk dibangku SMP kelas 8, ketika itu diajarkan sang ibu yang kebetulan sebagai penenun aktif. Terinspirasi dari sang ibulah, lantas membuatnya semangat hingga saat ini sudah memiliki beberapa koleksi kain tenun.
Dari hasil tenunannya, ia mengatakan saat ini belum ada pembeli tetap. Pembeli hanya dari masyarakat sekitar, kadang ada yang beli tapi hanya satu atau dua pembeli. Namun ia tidak berhenti semangat untuk berkreativitas, sehingga dari hobinya ini memompa semangatnya untuk terus melestarikan budaya lokal seperti kain tenunan daerah Malaka ini.
Dari hasil penjualan kain tenunannya tersebut, di tabung untuk membayar SPP sekolahnya, membantu pembayaran biaya kuliah Kakanya, kemudian untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Luar biasa menginspirasi, harapan pelajar milenial ini kedepannya berkeinginan untuk membentuk kelompok penenun remaja, sehingga budaya menenun yang diwariskan leluhur ini terus dilestarikan ke anak cucu. Bahkan kani tenun Malaka ini, secara ekonomi bisa menjadi sebuah industri kreatif yang bernilai jual tinggi, pinta Anna.
Memang harus disetujui bahwa, jangan pernah berhenti semangat untuk melestarikan budaya daerah, bekerja dan beraktivitas sesuai passion menghasilkan karya yang luar biasa seperti apa yang dilakukan pelajar milenial ini.
Terlepas dari kisah inspirasinya diatas, saat ini ia bergabung di UMKM OKL Street Library untuk bidang sociARTpreneurship. Kegiatan kolaboratif ini melalui fokus OKL Street Library untuk UMKM di Desa dengan mendistribusikan benang tenun, dan hasil tenunan nantinnya diberdayakan untuk pengembangan program-program sosial yang diadakan oleh komunitas OKL Street Library. Yakni bertujuan untuk pembelian kebutuhan SmartKids seperti ATK, buku, alat tulis dan membantu SmartKids yang berkebutuhan khusus.
Berkarya, beraksi secara kolaboratif dan berkontribusi sosial untuk mengembangkan UMKM wanita seniman penenun didaerah terpencil yang tergabung dalam OKL Street Library womenpreneurship, yang didalamnya mencakup Pelajar, mahasiswa, KK wanita, Guru dan Ibu Rumah Tangga kreatif.
Semangat menenun Tais (kain tenun), Tais Malaka makin maju. Karena, kita bersama untuk Indonesia maju dan tangguh berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. (By OKL)